Semarang – Lantai 9 Menara USM menjadi saksi geliat demokrasi kampus dalam sebuah forum diskusi yang mempertemukan pihak kemahasiswaan sebagai fasilitator dengan organisasi mahasiswa Universitas Semarang (USM). Acara yang berlangsung pada Rabu (2/10) ini mengangkat tema krusial tentang pentingnya kaderisasi dan regenerasi kepemimpinan organisasi mahasiswa.
Forum yang dihadiri oleh 59 perwakilan dari berbagai organisasi dan unit kegiatan mahasiswa ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor III USM, Dr. Muhammad Junaidi, S.HI., M.H., beserta jajaran struktur kemahasiswaan sebagai penanggung jawab kegiatan.
Salah satu poin menarik dalam diskusi adalah pembahasan mengenai syarat pendaftaran ketua organisasi mahasiswa. Selama ini, berdasarkan buku MUSKER (Musyawarah Kerja), batas pendaftaran ditetapkan pada semester 4. Namun, menanggapi fenomena minimnya minat mahasiswa yang kerap berujung pada aklamasi dalam pemilihan ketua, Dr. Muhammad Junaidi mengusulkan perubahan syarat pendaftaran sebagai salah satu solusi.
Merespon usulan tersebut, Asura Firay, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) USM, menyampaikan pandangannya. “Kita memang perlu memikirkan cara untuk meningkatkan partisipasi, tapi jangan sampai mengabaikan kualitas calon ketua BEM atau DEMA. Bagaimanapun, mereka akan menjadi representasi USM di ranah eksternal,” ujarnya.
Diskusi yang berlangsung dinamis ini menjadi bukti nyata komitmen USM dalam membangun iklim demokrasi yang sehat di lingkungan kampus. Dengan mempertemukan berbagai stakeholder kampus, forum ini diharapkan dapat melahirkan solusi-solusi konkret untuk meningkatkan kualitas organisasi mahasiswa sekaligus menjamin regenerasi kepemimpinan yang berkelanjutan.
“Dialog seperti ini sangat penting untuk memastikan suara mahasiswa terdengar dalam setiap pengambilan kebijakan kampus,” tutur salah seorang peserta yang hadir. Forum ini ditutup dengan harapan akan adanya tindak lanjut konkret dari hasil diskusi, demi kemajuan organisasi mahasiswa dan Universitas Semarang secara keseluruhan.
